About

About

slider

Recent

Total Pageviews

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

Pengertian dan Macam-Macam HAM Materi PKN SD

Pengertian dan Macam-Macam HAM  1. Pengertian HAM Beberapa pengertian dikemukakan oleh para tokoh atau yang terdapat dalam doku...

Followers

Followers

Navigation

Makhraj Huruf



MAKHRAJ HURUF
Dosen Pengampu : SUHENDRI S. Pd.I, M.Pd





AL-QUR’AN
A. Arti Al-Qur’an

1. Al-quran berasal dari kata qara’a-yaqra’u-qira’atan-qur’anan yang berarti sesuatu yang dibaca atau bacaan.[1]

2. Secara terminologi Al-Qur’an berarti kalam Allah SWT (wahyu) yang menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW yang di tulis di dalam mushaf yang di riwayatkan dengan muktabar, dan membacanya termasuk amal ibadah[2]

3. Menurut pendapat yang paling kuat seperti di ungkapkan oleh Dr. Subhi Ash-Shalih, bahwa Al-Qur’an terbentuk dari kata masdar, dengan arti isim maf’ul (partisip pasif) yang berarti di baca[3]

A. Tempat Keluar Huruf (Makhraj)

Hukum Tajwid Makhorijul Huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf itu dibunyikan. Di dalam membaca Al-Qur’an kita harus membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya.Karena jika terjadi suatu kesalahan dalam pelafalan huruf, itu bisa menimbulkan arti baru. Dalam hal ini jika dilakukan dengan sengaja akan menimbulkan kekafiran. Maka dari itu belajar makhorijul huruf ini sangat penting bagi kita. Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah itu memang banyak yang berpendapat, namun dari sekian pendapat yang paling banyak diikuti oleh ulama qurro’ dan ahlul ada’ adalah pendapat Syekh Kholil bin Ahmad an-Nahwiy (Guru Imam Sibaweh). Adapun menurut beliau Makhorijul Huruf Hujaiyah itu ada 17 tempat, dan bila diringkas ada 5 tempat, yatu; 

a. Al-Jauf, artinya rongga mulut dan rongga tenggorokan. Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada rongga mulut dan rongga tenggorokan. Bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan rongga tenggorokan ada tiga macam, yaitu ; alif ( ا ), wawu mati ( وْ ) dan ya’ mati ( يْ ) dengan penjelasan sebagai berikut : 1) Alif dan sebelumnya ada huruf yang difathah Contoh : مَالَا غَوَى. Wawu mati dan sebelumnya ada huruf yang didhommah Contoh :قُوْلُوْا . Ya’ mati dan sebelumnya ada huruf yang dikasrah Contoh : حَامِدِيْنَ 

b. Al-Halqu, artinya tenggorokan / kerongkongan Yaitu tempat keluar bunyi huruf hijaiyah yang terletak pada kerongkongan / tenggorokan. Dan berdasarkan perbedaan teknis pelafalannya, huruf-huruf halqiyah (huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan) dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Aqshal halqiy (pangkal tenggorokan), yaitu huruf hamzah dan ha’

2. Wasthul halqiy (pertengahan tenggorokan), yaitu huruf ha’ dan ’ain 

3. Adnal halqiy (ujung tenggorokan), yaitu huruf ghoindan kho’

c. Al-Lisan , artinya lidah Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya dari lidah ada 18 huruf, yaitu : Berdasarkan delapan belas huruf itu dapat dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu sebagai berikut : 

1. Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu huruf Qof (ق). Maksudnya bunyi huruf qof ini keluar dari pangkal lidah dekat dengan kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang.

2. Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah, yaitu huruf Kaf (ك). Maksudnya bunyi huruf kaf ini keluar dari pangkal lidah di depan makhraj huruf qof, yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut bagian tengah. “Dua huruf tersebut ( ق ) dan ( ك ), lazimnya disebut huruf LAHAWIYAH ( لهويّة ), artinya huruf-huruf sebangsa anak mulut atau sebangsa telak lidah.”

3. Tengah-tengah lidah, yaitu huruf Jim ( ج ), Syin ( ش ) dan Ya’ ( ي ). Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati langit-langit mulut yang tepat di atasnya. “Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf SYAJARIYAH ( شجريّة ), artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah.” 

4. Pangkal tepi lidah, yaitu huruf Dlod ( ض ). Maksudnya bunyi huruf Dlod ( ض ) keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati graham. “Huruf Dlod ( ض ) ini lazimnya disebut huruf JAMBIYAH (حنبيّة), artinya huruf sebangsa tepi lidah.”

5. Ujung tepi lidah, yaitu huruf Lam (ل). Maksudnya bunyi huruf Lam (ل) keluar dari tepi lidah (sebelah kiri/kanan) hingga penghabisan ujung lidah, serta menepati dengan langit-langit mulut atas. 

6. Ujung lidah, yaitu huruf Nun (ن). Maksudnya bunyi huruf Nun (ن) keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya Lam (ل), lebih masuk sedikit ke dasar lidah dari pada Lam (ل)), serta menepati dengan langit-langit mulut atas.

7. Ujung lidah tepat, yaitu huruf Ro’ (ر).Maksudnya bunyi huruf Ro’ (ر) keluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya Nun dan lebih masuk ke dasar lidah dari pda Nun), serta menepati dengan langit-langit mulut atas.“Tiga huruf tersebut di atas (Lam, Nun dan Ro’), lazimnya disebut huruf DZALQIYAH (ذلقية), artinya huruf-huruf sebangsa ujung lidah.” 

8. Kulit gusi atas, yaitu Dal (د), Ta’ (ت) dan Tho’ (ط). Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepat i dengan pangkal dua gigi seri yang atas. “Tiga huruf tersebut lazimnya disebut NATH’IYAH (نطغية), artinya huruf-huruf sebangsa kulit gusi atas.“

9. Runcing lidah, yaitu huruf Shod (ص), Sin (س) dan Za’ (ز).Maksudnya bunyi huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah.“Tiga huruf tersebut lazimnya disebut huruf ASALIYAH (أسلية), artinya huruf-huruf sebangsa runcing lidah.”

10. Gusi, yaitu huruf Dho’ (ظ), Tsa’ (ث) dan Dzal (ذ).Maksudnya huruf-huruf tersebut keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas. “Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf LITSAWIYAH (لثوية), artinya huruf sebangsa gusi.”

d. Al-Syafatain, artinya dua bibir Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada kedua bibir.Yang termasuk huruf-huruf syafatain ialah wawu (و), fa’ (ف), mim (م) dan ba’ (ب) dengan perincian sebagai berikut :

1. Fa’ (ف) keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas. 

2. Wawu, Ba, Mim (و , ب , م) keluar dari antara dua bibir (antara bibir atas dan bawah). Hanya saja untuk Wawu bibir membuka, sedangkan untuk Ba dan Mim bibir membungkam.“Empat huruf tersebut di atas lazimnya disebut huruf SYAFAWIYAH, artinya huruf-huruf sebangsa bibir.” 

e. Al-Khaisyum, artinya pangkal hidung Yaitu tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak pada janur hidung.Dan jika kita menutup hidung ketika membunyikan huruf tersebut, maka tidak dapat terdengar. Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim dan nun dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Nun bertasydid (نّ) 
2. Mim bertasydid (مّ) 
3. Nun sukun yang dibaca idghom bigunnah, iqlab dan ikhfa’ haqiqiy
4. Mim sukun yang bertemu dengan mim (م) atau ba (ب)

B. Tanda Baca (harakat)
Harakat digunakan untuk mempermudah cara melapazkan huruf dalam tiap ayat Al Quran. Tanda baca disebut juga dengan baris digunakan untuk membaca huruf-huruf hijaiyyah. Adapun macam-macam tanda baca itu adalah :

1. Tanda baca fathah. 
Tanda baca fathah sering disebut baris atas.Artinya letas barisnya di atas huruf hijaiyyah. Misalnya : 
ketika tanda baca fathah di letakkan di atas huruf “alif” maka dibaca A
ketika tanda baca fathah diletakkan di atas huruf “ba” maka dibaca BA. begitu seterusnya.

2. Tanda baca kasrah
baca kasrah sering disebut baris bawah.Artinya letas barisnya di bawah huruf hijaiyyah. Misalnya :
ketika tanda baca kasrah di letakkan di bawah huruf “alif” maka dibaca I
ketika tanda baca kasrah diletakkan di bawah huruf “ba” maka dibaca BI. begitu seterusnya.

3. Tanda baca dhammah
Tanda baca dhammah sering disebut baris depan. Artinya letas barisnya di depan huruf hijaiyyah. Misalnya : 
ketika tanda baca dhammah di letakkan di depan huruf “alif” maka dibaca U
ketika tanda baca dhammah diletakkan di depan huruf “ba” maka dibaca BU. begitu seterusnya.

4. Tanda baca tanwin fathah
Tanda baca tanwin fathah sering disebut baris dua di atas.Artinya letas barisnya dua di atas huruf hijaiyyah. :
misalnya: ketika tanda baca tanwin fathah di letakkan di atas huruf “alif” maka dibaca AN
ketika tanda baca tanwin fathah diletakkan di atas huruf “ba” maka dibaca BAN. begitu seterusnya.

5. Tanda baca tanwin kasrah
Tanda baca tanwin kasrah sering disebut baris dua di bawah.Artinya letas barisnya di bawah huruf hijaiyyah. :
misalnya: ketika tanda baca tanwin kasrah di letakkan di bawah huruf “alif” maka dibaca IN
ketika tanda baca tanwin kasrah diletakkan di bawah huruf “ba” maka dibaca BIN. begitu seterusnya.

6. Tanda baca tanwin dhammah
Tanda baca tanwin dhammah sering disebut baris dua di depan. Artinya letas barisnya di depan hurufhijaiyyah. : 
misalnya: ketika tanda baca tanwin dhammah di letakkan di depan huruf “alif” maka dibaca UN
ketika tanda baca tanwin dhammah diletakkan di depan huruf “ba” maka dibaca BUN. begitu seterusnya.

7. Tanda baca sukun
Tanda baca sukun sering disebut baris mati.Letas barisnya di atas huruf hijaiyyah.Tanda baca ini hanya dapat dibaca apabila didahului huruf berbaris fathah atau kasrah dan dhammah. Misalnya : 
Ketika huruf “Mim” berbaris dhammah dan huruf “Sin” berbaris sukun maka dibaca MUS
Ketika huruf “Alif” berbaris Fathah dan huruf “Lam” berbaris sukun maka dibaca AL. begitu seterusnya.

8. Tanda baca tasydid
Tanda baca tasydid sering disebut baris syaddu.Letas barisnya di atas huruf hijaiyyah.Tanda baca ini gunanya menggandakan bacaan. : 
misalnya: Ketika huruf “Ta” berbaris Fathah dan huruf “Ba” berbaris tasydid fathah maka dibaca TABBA
Ketika huruf “Ĥa” berbaris Fathah dan huruf “Ya” berbaris tasydid fathah maka dibaca ĤAYYA. begitu seterusnya. 

C. Tanda Berhenti (Wakaf)
Waqaf berasal dari bahasa arab “waqaf” atau “waqfu” yang mempunyai arti menahan, berhenti atau diam[4]. Sedangkan menurut ilmu tajwid waqaf adalam cara menyembunyikan kalimat ketika berhenti, atau berhenti sebentar memutus suara untuk bernapas, pada akhir kata atau pada akhir kalimat.[5]

· ﺗﺂﻡّ (taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya;

· ﻛﺎﻒ (kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya;

· ﺣﺴﻦ (Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya;

· ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.

Tanda-tanda wakaf
1. Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;

2. tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan Haruslah berhenti.

3. tanda jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Boleh berhenti dan Boleh untuk dilanjutkan.

4. tanda zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik Tidak Berhenti;

5. tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad;

6. tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna "wasal” atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;

7. tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan;

8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari "Qad yoosalu" yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan;

9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti!yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti;

10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan;

11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas;

12. tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak;

13. tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari "Kathaalik" yang bermakna "serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul;

14. tanda bertitik tiga ( ... ...) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

D. Hukum Bacaan

1. Nun Sukun atau Tanwin
Tanwin adalah tanda baca pada tulisan arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata di ucapkan dengan bunyi an,in,un. Ada lima hukum bacaan tanwin, yaitu:

· Izhar Halqi 
Disebut Izhar halqi apabila bertemu dengan salah satu huruf izhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus jelas, apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Halqi (tenggorokan) misalnya : alif atau hamzah(ء), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), dan ha’ (ﮬ). Izhar Halqi ini mempunyai arti dibaca jelas.

· Idgham bighunnah
Idgham bighunnah mempunyai arti (dilebur dengan disertai dengung) Yaitu memasukkan atau meleburkan salah satu huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) kedalam huruf sesudahnya dgn disertai (ber)dengung, jika bertemu dgn salah satu huruf empat ini yaitu: نموي . 
· Idgham Bilaghunnah mempunyai arti (dilebur tanpa dengung) Yaitu memasukkan atau meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dgn salah satu huruf lam atau ra (ر،ل)

· Iqlab
Hukum bacaan ini terjadi apabila ada huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب). Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi mim (م).

· Ikhfa’ haqiqi
Hukum bacaan ini apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dgn huruf-huruf seperti ta’(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), , fa’ (ف), qof (ق), dan kaf (ك), maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)

2. Mim Sukun
Ada tiga hukum bacaan mim sukun, yaitu:

· Ikhfa Syafawi 
Apabila ada huruf mim mati (مْ) bertemu dgn huruf ba (ب), maka cara membacanya harus dengan cara samar-samar di bibir dan dibaca dgn didengungkan.

· Idgham Mimi 
Apabila ada huruf mim mati (مْ) bertemu dgn huruf mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib anda baca dengung. Idgham mimi disebut juga dgn idgham mislain atau mutamasilain.

· Izhar Syafawi 
Apabila ada huruf mim mati (مْ) bertemu dgn salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya harus dgn jelas di bibir dan mulut anda tertutup.

3. Mim dan Nun Tasydid
Hukum bacaan mim dan nun tasydid disebut juga dgn wajib al-ghunnah yang memiliki makna bahwa orang yang membacanya di wajibkan untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).

4. Alif Lam Ma’rifah
Hukum bacaan Alif lam ma’rifah yaitu apabila dua huruf yang di tambah pada akhir atau awal dari kata yang mempunyai arti nama atau isim. Ada dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.

Alif-lam Qamariyah adalah huruf Alif-lam yang di sambung dengan 14 huruf hijaiah, seperti: ‘ain (ع), ghain (غ), alif/hamzah(ء), ba’ (ب), jim (ج), ha’ (ح), kha’ (خ), fa’ (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha’ (ﮬ) dan ya’ (ي). Hukum alif-lam Qamariyah diambil dari bahasa arab yaitu al qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya. Alif lam syamsiah yaitu lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د), dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama asy syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya’

5. Idgham
Hukum Idgham (ﺎﻡﻏﺩﺇ) adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yg lain. Oleh karena itu bacaan idgham harus dilafazkan dgn cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Ada tiga jenis idgham yaitu:

· Idgham mutamathilain adalah bertemunya antara dua huruf yg sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukumnya adalah wajib utk di idghamkan. 

· Idgham mutaqaribain adalah bertemunya dua huruf yg sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. 

· Idgham mutajanisain adalah bertemunya antara dua huruf yg sama makhrajnya akan tetapi tdk sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha.

6. Ra’
Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ di dlm bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.
Bacaan ra’ ini harus di kasarkan apabila:

1. huruf ra’ yg mempunyai harakat atas atau fathah.

2. huruf ra’ yg berbaris mati atau mempunyai harakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.

3. huruf Ra’ berbaris mati yg huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.

4.huruf Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yg berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi bertemu dgn huruf isti’la’.

Bacaan ra’ yg harus di tipiskan adalah apabila:

1. huruf ra’ yg berbaris bawah atau kasrah.

2. huruf ra’ yg sebelumnya terdapat mad lain

3. huruf Ra’ mati yg sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dgn huruf isti’la’.

Bacaan ra’ yg harus di kasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’. Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).

7. Qolqolah 

Hukum Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ) yaitu bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:

· Qalqalah kecil yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adlh asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.

· Qalqalah besar yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dlm keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan di waqafkan tetapi tdk di qalqalahkan apabila bacaan diteruskan.

8. Mad
Hukum bacaan Mad yg mempunyai arti yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.

a. Mad Asli atau mad thabi'iYaitu mad yang tidak bertemu hamzah, sukun dan tasydid. Cara membacanya adalah panjang satu alif / dua harakat. 

b. Mad Far'I Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, sukun atau tasydid. Mad far'i terbagi menjadi :

1. Mad Wajib Muttashil yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Adapun cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.

2. Mad Jaiz MunfashilYaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah di lain kalimat. Cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.

3. Mad Lazim Kilmi mutsaqqal yaitu apabila ada mad bertemu dengan tasydid dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.

4. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf yaitu apabila ada mad bertemu dengan huruf sukun asli dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.

5. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf fawatihus suwar (pembuka surat). Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif. 

6. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf pembuka surat dan bertemu tasydid. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif. 

7. Mad Iwadh yaitu harakat fathatain dibaca waqaf, selain ta' marbuthah (ﺔ ). Panjangnya dua harakat / satu alif. 

8. Mad Silahyaitu setiap ada ha' dhamir ( ﻪ ) / Hu atau Hi yang terletak diantara dua huruf hidup. Mad silah terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Mad Silah Qasirahyaitu apabila ada mad silah bertemu dengan huruf selain hamzah. Panjangnya dua harakat / satu alif.

b. Mad Silah Thawilah yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). panjangnya dua setengah alif / lima harakat. 

9. Mad 'Aridh Lis sukun yaitu apabila ada mad bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat.

10. Mad Badal yaitu setiap ada aa, ii, uu yang dibaca panjang. Adapun cara membacanya adalah panjang dua harakat atau satu alif.

11. Mad Layyinyaitu apabila ada fathah diikuti wawu sukun atau ya' sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya adalah tiga alif / enam harakat.

PENUTUP
A. Kesimpulan 
1. Hukum Tajwid Makhorijul Huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf pada waktu huruf itu dibunyikan.
2. Tanda baca (Harakat) digunakan untuk mempermudah cara melapazkan huruf dalam tiap ayat Al-Qur’an. Tanda baca di sebut juga dengan baris di gunakan untuk membaca huruf-huruf hijaiyya
3. Waqaf berasal dari bahasa arab “waqaf” atau “waqfu” yang mempunyai arti menahan, berhenti atau diam. Sedangkan menurut ilmu tajwid waqaf adalam cara menyembunyikan kalimat ketika berhenti, atau berhenti sebentar memutus suara untuk bernapas, pada akhir kata atau pada akhir kalimat.
4. Hukum bacaan Al-Qur’an: Nun Sukun atau Tanwin, Mim Sukun, Mim dan Nun Tasydid, Alif Lam Ma’rifah, Idgham, ra’, qolqolah, mad.

B. Saran
Hendaknya setiap hukum-hukum bacaan pada Alqur’an ditaati sesuai dengan ketentuan atau hukum ilmu tajwid mengetahui hukum bacaan mad dan waqaf. Sehingga makna dan arti yang terkandung di dalam Al-Qur’an sesuai dengan wahyu yang telah Allah turunkan kepada baginda Rasulullah SAW.


DAFTAR PUSTAKA

Arnel, Iskandar.2006.Metode Cepat Membaca Al-Qur’an.Riau:Yayasan Pusaka Riau.
Hadi, Nor.Cara Mudah Memahami Al-Qur’an.Jakarta. 
Aminuddin, Suradi, dkk.Pendidikan Agama Islam.Bumi Aksara.















[1] https://brainly.co.id/tugas/1659157


[2]Hadi,Nor. Cara Mudah Memahami Al-Qur’an. Jakarta 13740. Halaman 1


[3] Ibid


[4] Aminuddin, Surasi, dkk.Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara, Halaman 91


[5] http://tukiman25.wordpress.com/hukum-bacaan-mad-dan-waqaf/
Share
Banner

Post A Comment:

0 comments: